12 Agustus 2024, Desa Kutampi, Nusa Penida
Namun, meskipun risiko meningkat dengan bertambahnya usia, hipertensi bukanlah sesuatu yang tak terhindarkan. Dengan pendekatan yang tepat, lansia dapat mengelola dan bahkan mencegah hipertensi melalui perubahan gaya hidup yang sehat dan pengawasan medis yang teratur.
Acara Pengabdian kepada Masyarakat Pembinaan Wilayah Berkelanjutan (PkM PWB) Dosen Poltekkes Kemenkes Denpasar yang mengambil tema Meningkatkan Upaya Pencegahan dan Penanganan Hipertensi pada kelompok Lanjut Usia kembali digelar di Balai Banjar Bayuh, Desa Kutampi, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung pada hari Senin, 12 Agustus 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 70 orang lansia. Pengabdian kepada Masyarakat Pembinaan Wilayah Berkelanjutan (PkM PWB) Dosen Poltekkes Kemenkes Denpasar dilaksanakan dalam konsep Interprofesional Collaboration (IPC) dan Interprofesional Education (IPE) yang melibatkan Dosen dan Mahasiswa dari Jurusan Gizi, Kebidanan, Keperawatan, Kesehatan Gigi, Teknik Laboratorium Medis dan Kesehatan Lingkungan.
Pembukaan kegiatan ini dihadiri oleh Perbekel Desa Kutampi, Kepala Puskesmas Nusa Penida I, PLKB Desa Kutampi, Penanggung jawab Program Lansia Puskesmas Nusa Penida I, Bidan Desa, Kepala Dusun di Lingkungan Desa Kutampi, dan Mahasiswa KKN Universitas Udayana.
Kepala UPTD Puskesmas Nusa Penida I, dr. I Ketut Apriantara, dalam sambutannya mengatakan di Desa Kutampi terdata sebanyak 600 orang Lanjut Usia. Gangguan kesehatan yang sering dialami: mata (gangguan penglihatan), pendengaran dan keluhan fisik lainnya. Hipertensi memang cukup tinggi sehingga hal yang perlu diperhatikan juga adalah tingkat kepatuhan berobatnya, agar tidak terjadi komplikasi dari penyakit ini seperti stroke dan yang lainnya. Mengingat kedepannya adalah Posyandu kedepannya posyandu siklus hidup maka diperlukan pemahaman kader tentang permasalahan kesehatan dalam berbagai siklus hidup ini.
Dalam sambutan pembukaan Perbekel Desa Kutampi, I Wayan Mustika menyampaikan bahwa perhatian masalah kesehatan tidak hanya pada balita namun juga pada kelompok Lansia. Desa sangat menyambut baik langkah-langkah kesehatan ini dan akan mengupayakan Tahun 2025 dilakukan penganggaran dari dana desa utk kegiatan lansia.
Gerakan Masyarakat Lanjut Usia: Kunci Pencegahan dan Penanganan
Untuk mendukung lansia dalam pencegahan dan penanganan hipertensi, gerakan masyarakat yang terorganisir dapat menjadi kunci keberhasilan. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil dalam gerakan ini:
- Pemeriksaan Kesehatan Rutin, Dalam kegiatan pengabmas ini dilakukan pemeriksaan tekanan darah dan berat badan para lansia. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin sangat penting untuk mendeteksi hipertensi sejak dini. Gerakan masyarakat dapat mendorong lansia untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur di posyandu atau fasilitas kesehatan terdekat.
2. Pendidikan dan Penyuluhan, Edukasi adalah langkah pertama yang penting. Melalui penyuluhan kesehatan yang teratur, lansia dapat memperoleh informasi tentang apa itu hipertensi, faktor risiko yang menyertainya, dan langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil. Penyuluhan bisa dilakukan di posyandu lansia, pusat kesehatan masyarakat, atau melalui kelompok-kelompok komunitas yang ada.
Adapun materi edukasi yang disampaikan dalam PkM ini secara simultan berkolaborasi yaitu materi tentang pengendalian tekanan darah oleh Ni Wayan Suarniti, SST., M.Keb., kemuadian dilanjutkan dengan materi akupresur mandiri oleh Listina Ade Widya Ningtyas, SST., MPH. dan dilanjutkan dengan pelayanan akupresur dibantu oleh pemateri, I Ketut Labir, SST., M.Kes. dan tim dari mahasiswa kebidanan dan keperawatan. Materi pengelolaan lingkungan bagi lansia yang disampaikan oleh Drs. I Made Bulda Mahayana, SKM, M.Si. dan Ida Bagus Oka Suyasa, S.Si., M.Si. Menjaga lingkungan yang aman akan mengurangi risiko kecelakaan bagi lansia seperti misalnya lantai yang tidak licin, pencahayaan yang cukup, ventilasi kamar yang memberikan udara segar dan lain-lainnya. Materi pengaturan makanan disampaikan oleh Dr. I Putu Suiraoka, SST., M.Kes. yang juga ketua Tim PkM di Desa Kutampi. Serta materi menjaga kesehatan gigi disampaikan oleh Ni Nyoman Dewi Supariani, S.Si.T., M.Kes.
Semua materi ini sudah dirangkum dalam modul-modul sederhana yang dapat dibaca oleh kader sehingga kader dapat melanjutkan penyuluhan kepada para lansia di lingkungannya.
3. Peningkatan Aktivitas Fisik, Aktivitas fisik memiliki banyak manfaat bagi kesehatan lansia, termasuk dalam menurunkan tekanan darah. Gerakan masyarakat dapat mengadakan program senam lansia, jalan sehat, atau kegiatan olahraga ringan yang sesuai dengan kondisi fisik lansia. Dengan melibatkan lansia dalam kegiatan-kegiatan ini, mereka tidak hanya menjadi lebih aktif secara fisik tetapi juga lebih terhubung secara sosial, yang juga berperan penting dalam kesehatan mental.
4. Dukungan Sosial dan Mental, Dukungan sosial dan kesehatan mental adalah aspek yang sering terlupakan dalam pencegahan dan penanganan hipertensi. Mendorong lansia untuk terlibat dalam kegiatan sosial, seperti pesantian atau kegiatan lainnya di Banjar dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental mereka, yang secara tidak langsung juga berkontribusi pada pengendalian tekanan darah (ips).